Ilmu Alamiah Dasar


Tugas 1

Ilmu Alamiah Dasar




Oleh
Regita Dewi Duwana (15519396)
1PA09





Jurusan Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


Bab 1

Pendahuluan


Ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk bumi, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang essensial saja. Maka dari itu sebagai manusia, penting untuk mengetahui apa itu ilmu alamiah dasar karena berhubungan dengan gejala alam, bumi, dan semesta yang manusia tinggali dan lihat dalam kehidupan sehari – harinya. Ilmu alamiah dasar atau bisa disebut juga sains merupakan ilmu yang bisa dipelajari dalam bidang akademis selain bahsa dan ilmu humaniora. Ilmu alamiah sangat berhubungan dan menjadi dasar dari sains.

Dalam makalah ini penyusun membahas masalah mengenai:
1)    Apa itu ilmu alamiah dasar?
2)    Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia sejak dulu sampai sekarang?
3)    Apa itu mitos dan apa saja contohnya?
4)    Apa itu legenda dan apa saja contohnya?
5)    Apa itu cerita rakyat dan apa saja contohnya?





      Dalam pembuatan karya tulis ini, tentunya penulis memiliki tujuan. Tujuan tersebut yaitu:
1)    Untuk mengatahui apa itu ilmu alamiah dasar
2)    Untuk mengetahui bagaimana perkembangan alam pikiran manusia sejak dulu sampai sekarang
3)    Untuk mengetahui apa itu mitos dan contohnya
4)    Untuk mengetahui apa itu legenda dan contohnya
5)    Untuk mengetahui apa itu cerita rakyat dan contohnya

Bab 2

Pembahasan


2.1 Definisi Ilmu Alamiah Dasar

        Ilmu alamiah (I.A) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan ada juga yang meneyebut ilmu kealaman yang dalam Bahasa Inggris disebut Natural Science (Science) dan dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan sains. I.A merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk bumi, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang essensial saja. Pengalaman manusia dari zaman ke zaman akan berakumulasi karena manusia memiliki rasa ingin tahu (kuriositas) terhadap segala hal. Pengalaman merupakan salah satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta – fakta. Pengalaman akan bertambah terus selama manusia ada di bumi dan mewariskan pengetahuan kepada generasi selanjutnya. Pertambahan pengetahuan (knowledge) didorong oleh:
1)    Dorongan untuk memuaskan diri yang bersifat nonpraktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakikat alam semesta dan isinya.
2)    Dorongan praktis, yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan tarif hidup yang lebih tinggi.
        Kedua dorongan menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan. Dorongan pertama menuju ilmu pengetahuan murni (pure science), sedangkan dorongan kedua menuju ilmu pengetahuan terapan (applied science). Ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya konsep tersebut mendorong dilakukannya percobaan yang seterusnya.

2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Dulu Sampai Sekarang

       Manusia memiliki rasa ingiin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, namun sering tidak dapat menjawab masalah dana tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misal, apakah pelangi itu? Mereka tidak dapat menjawab. Maka mereka mengatakan bahwa pelangi adalah selendangg bidadari. Maka timbullah pengetahuan baru yaitu bidadari. Mangapa gunung Meletus? Mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa yang berkuasa marah. Muncullah pengetahuan yang disebut yang berkuasa. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada laautan, hutan, dst. Pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman – pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Cerita – cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima orang pada saat itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran serta Hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi, sehubung dengan kemajuan zaman, lahirlah ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method).
      Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dengan bintang – bintang sebagai atapnya. Namun, yang mengejutkan adalah mereka mengenal bidang ekliptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun, yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan perbintangan pada zaman itu memang berkembang dan muncul pengatahuan tentang rasi – rasi kelompok bintang. Pengatahuan dan ajaran bangsa Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan, atau mitos. Pengetahuan semacam itu daoat disebut pseudo science (sains palsu), mirip dengan sains, tapi bukan sains yang sesungguhnya. Sains palsu terkadang masih terdapat pada pola pikir orang Yunani kuno (700-600) SM misalnya Thales (624-548 SM) seorang filsof, astronom, ahli matematika, dan ahli teknik, berpendapat bahwa bintang – bintang mengeluarkan sinar sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan sinar dari matahari. Ia juga berpendapat bahwa bumi merupakan suatu piringan yang datar terapung di atas air. Dia yang pertama kalli mempertanyakan asal – usul semua benda di alam semesta. Thales berpendapat bahwa keanekaragaman benda di alam merupakan gejala alam saja, sedangkan bahan dasarnya amat sederhana, yaitu air. Bahan dasar itu melalui proses membentuk beranekaragam benda, jadi tidak terbentuk begitu saja. Ini merupakan pendapat yang sengguh besar dalam alam pikiran manusia zaman itu, karena masih banyak orang sebelumnya uang berpendapat bahwa benda yang beranekaragam itu diciptakan oleh Dewa. Selanjutnya Thales berpendapat bahwa semua khidupan berasal dari air. Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan cenderung menggunakan akal sehat (rasio).


2.3 Definisi Mitos

       Mitos (myth) adalah cerita rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain atau masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh penganut cerita tersebut. Mitos berasal dari bahasa Yunani muthos yang berarti dari mulut ke mulut, atau dengan kata lain cerita informal suatu suku yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Biasanya mitos menceritakan mengenai terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, dan sebagainya. Sedangkan legenda (legend) adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan biasanya mengenai manusia, kekuatan supranatural, tempat, atau objek. Legenda tidak terlalu dianggap suci seperti mitos.


      Dalam dunia modern, mitos juga memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam organisasi. Kepercayaan terhadap mitos membentuk pola pikir manusia dan bahkan nilai-nilai dalam organisasi. Penelitian dalam artikel ini memiliki tujuan sebagai berikut. Pertama, apa saja fungsi dari mitos-mitos yang memiliki tema paling terkenal dari kebudayaan di seluruh dunia; kedua, adakah hubungan antara mitos tersebut dengan budaya modern. Diharapkan dengan mendapatkan hasil penelitian dari masalah diatas didapatkan latar belakang mengenai budaya dan perilaku masyarakat modern, termasuk dalam kehidupan organisasi mereka. Beberapa contoh mitos yang ada di Indonesia dan bersifat turun temurun adalah anak gadis jangan duduk di depan pintu, jangan menggunting kuku di malam hari, jangan tidur di pagi hari, dan masih banyak lagi. Penulis akan mengambil salah satu contoh mitos yaitu Mitos dalam Ritual Ruwatan Masyarakat Madura di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo Masyarakat Probolinggo terbagi menjadi dua suku yaitu suku Madura dan suku Jawa. Masyarakat suku Madura bertempat di sebelah timur sedangkan masyarakat Jawa bertempat di sebelah barat daerah Probolinggo. Sebagian dari masyarakat Madura di Kecamatan Gending masih mempercayai adanya mitos - mitos. Misalnya, salah satu mitos yang dipercaya adalah mitos dalam ritual ruwatan. Mitos tersebut dipercaya dan dilestarikan dengan cara melakukan ritual ruwatan. Proses ritual biasanya dilakukan sebelum upacara pernikahan dilaksanakan. Mitos dalam ritual ruwatan masyarakat Madura di Kecamatan Gending bertujuan dengan maksud menghilangkan tolak balak (mencegah terjadinya musibah). Ritual tersebut biasanya dilakukan oleh seseorang yang akan menikah. Akan tetapi, tidak hanya masyarakat Madura di Kecamatan Gending saja yang melakukannya. Sebagian masyarakat Indonesia juga melakukan mitos dalam ritual ruwatan tersebut. terdapat syarat-syarat dalam melakukan ritual ruwatan yaitu:
1.     jika dalam satu saudara kandung terdapat satu anak perempuan dan satu anak laki - laki
2.     jika dalam satu saudara kandung terdapat satu anak perempuan dan beberapa anak laki-laki
3.     jika dalam satu saudara kandung terdapat satu anak laki-laki dan beberapa anak perempuan
4.     jika dalam satu saudara kandung terdapat beberapa anak perempuan semua atau anak laki - laki semua.
 Ritual ruwatan masyarakat Madura di Kecamatan Gending memiliki perbedaaan dengan ritual adat lainnya, dapat dilihat dari kepercayaan dan juga serangkaian acara yang dilakukan dalam setiap ritual. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha untuk menyeimbangkan kehidupannya dengan alam semesta sehingga mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan baik jasmani maupun rohani. Masyarakat Madura di Kecamatan Gending meyakini jika seseorang tidak melakukan ritual tersebut, maka dimasa hidupnya akan memiliki nasib yang buruk dan selalu mendapatkan musibah. Kehidupannya akan diganggu dan dimakan oleh Batarakolo. Hal ini menunjukkan bahwa ritual ruwatan yang dilakukan sebelum pernikahan tersebut bersifat sakral karena terdapat berbagai makna di dalamnya. Bentuk mitos dalam ritual ruwatan masyarakat Madura di Kecamatan Gending termasuk dalam folklor setengah lisan karena di dalam mitos terdapat unsur lisan dan unsur bukan lisan. Unsur kelisanan dalam ritual berupa mantra sedangkan unsur bukan lisan berupa proses ritual ruwatan. Wujud mitos dalam ritual ruwatan berupa wujud cerita tentang Batarakolo.         Cerita ini biasanya diketahui oleh mamacah (sesepuh) yang memimpin proses ritual ruwatan dan masyarakat yang mempercayai adanya mitos tersebut. Mitos dalam ritual ruwatan ini merupakan bentuk mitos yang dipercaya dan diyakini oleh masyarakat Madura di Kecamatan Gending. Oleh karena itu, masyarakat menyebut ritual ruwatan sebagai salah satu mitos yang ada di daerahnya. Mitos dalam ritual ruwatan masyarakat Madura di Kecamatan Gending mengandung nilai-nilai budaya di dalamnya. Mitos ini tercipta karena tingkah laku dari Batarakolo yang ingin memakan manusia. Demi menghentikan tingkah laku Batarakolo, maka Sangyang Guru Pramesti harus membuat kesepakatan bersamanya. Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah jika ada oarang yang tidak berhenti bekerja sejenak atau membaca sholawat saat adzan sudah berkumandang, maka orang tersebut akan dimakan Batarakolo. Jika tidak dimakan orangnya, maka akan dimakan hasil kerjanya oleh Batarakolo. Jika ingin terhindar dari Batarakolo, maka harus melakukan ritual ruwatan yang dilakukan sebelum pernikahan. Terdapat nilai moral dalam tradisi tersebut yang dapat membawa konsekuensi moral bagi masyarakat untuk tetap melestarikannya. Tradisi tersebut merupakan amanat leluhur yang harus dilaksanakan secara turun temurun. Tradisi juga sebagai nilai kultural yang mengandung nilai-nilai budaya bagi masyarakat sebagai pelakunya yang cenderung menarik dan memiliki karakteristik tersendiri.

2.4 Definisi Legenda

       Menurut Hasanuddin WS legenda diambil dari istilah Inggris, legend yaitu cerita rakyat yang berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dengan mitos. Menurut Emeis, legenda merupakan bagian dari cerita rakyat yang dianggap pernah terjadi, yang mana ceritanya masih kuno dan setengahnya berdasarkan sejarah dan setengahnya lagi angan-angan. Selain cerita rakyat dalam bentuk
       Sastra lisan merupakan karya sastra yang ada dalam masyarakat, yang beredar dan diwariskan turun-temurun secara lisan. Dalam hal ini, sastra lisan merupakan folklor. Menurut Dundes bahwa  folk merupakan suatu masyarakat yang memiliki ciri-ciri yang sama dan budaya yang sama yang tinggal dalam daerah tertentu, sedangkan lore merupakan sebagian dari kebudayaan yang disampaikan secara turun-temurun dari mulut ke mulut. Adapun folklor di Indonesia memiliki beberapa bentuk dan salah satunya yaitu legenda yang termasuk dalam cerita prosa rakyat.   Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Masyarakat yakin bahwa legenda-legenda pernah terjadi pada masamasa yang lama. Legenda memiliki kandungan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Mengingat begitu besar makna legenda bagi masyarakat pendukungnya, maka perlu diadakan suatu kajian mengenai legendalegenda yang masih dikenal dan hidup pada masyarakat tertentu. Beberapa contoh legenda di Indonesia adalah Malin Kundang, Sangkuriang, Roro Jongrang, Banyuwangi, Danau Toba dan masih banyak lagi. Penulis akan memaparkan mengenai legenda dam bagong yang berkembang di Desa Ngantru, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggale. Legenda Dam Bagong adalah sebuah cerita masyarakat Jawa  pada zaman Majapahit. Tokoh yang terdapat dalam cerita Legenda Dam Bagong ada enam, yaitu Minak

Sopal, Minak Sraba atau Joko, Ki Ageng, Rara Amiswati, Ki Demang Surohandoko, dan Mbok Rondo. Latar yang terdapat dalam cerita Legenda Dam Bagong ada empat, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana, dan latar sosial. Alur dalam cerita Legenda Dam Bagong yaitu menggunakan alur maju dengan enam tahapan peristiwa. Fungsi dalam cerita Legenda Dam Bagong terdiri dari fungsi religi dan fungsi kependidikan. Fungsi religi meliputi pembacaan tahlil dan yasin di Makam Minak Sopal dan menjaga keseimbangan manusia, alam, dan lelembut dengan menghidangkan sesaji di Makam Minak Sopal. Adapun fungsi kependidikan yaitu sebagai bahan ajar apresiasi sastra di sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter melalui karakter yang ditampilkan para tokoh cerita. Nilai dalam Legenda Dam Bagong terdiri dari nilai moral dan nilai estetis. Nilai moral yang terdapat dalam cerita ini yaitu nilai moral individual yang meliputi keberanian, kesetiaan, dan kejujuran; nilai moral sosial yang meliputi mengasihi dan menyayangi, mengutamakan kepentingan bersama, dan menghargai orang lain; serta nilai religius yang meliputi percaya adanya Tuhan dan berserah diri kepada Tuhan (bertawakal). Adapun nilai estetis dalam cerita Legenda Dam Bagong yaitu pelaksanaan Upacara “Nyadran Dam Bagong” untuk menyelamati Dam Bagong dan simbol dalam Upacara “Nyadran Dam Bagong.


2.5 Definisi Cerita Rakyat
            Cerita yang berhubungan dengan asal-usul suatu benda, binatang atau tumbuh-tumbuhan berdasarkan gejala - gejala yang terdapat pada alam atau rupanya sekarang ini, disebut etiologi. Etiologi tempat atau kejadian suatu tempat merupakan cerita tentang asal-usul atau penamaan tempat atau kejadian yang terdapat dalam beberapa daerah. Cerita rakyat merupakan milik bersama masyarakat, yang ceritanya sebagian besar tentang  hal yang sama.  Cerita rakyat asal - usul nama daerah, misalnya cerita rakyat di pulau Sumatera, yaitu asal usul Lonceng Cakra Donya Banda Aceh, asal-usul Kera Putir di Gunung Panjang Aceh Tengah, asal-usul Goa Loyang Pukes Aceh Tengah, asal-usul nama Negeri Tapak Tuan Aceh Selatan, asal-usul terjadinya Danau Toba di Sumatera Utara, asal-usul nama beberapa Kota dan Nagari Sumatera Barat, asal-usul nama Kota Palembang Sumatera Selatan, asal - usul nama Kepulauan Riau, dan asal - usul nama Bukit Tambun Tulang Kerinci di Bengkulu. Begitu pula cerita rakyat di seluruh Nusantara yang berhubungan dengan penamaan tempat, misalnya cerita rakyat asal-usul nama Tengger, cerita rakyat terjadinya Gunung Batok, cerita rakyat penamaan Sungai Perak, cerita rakyat asal mula kampung Labewa di Sulawesi Selatan, cerita rakyat asal mula nama Jember, dan lain sebagainya.
            Gambaran sosial dan nilai budaya yang ditemukan dalam cerita penamaan Desa Kemantan, adalah: nilai rajin bekerja, tidak berputus asa, dan tindakan mufakat. Gambaran sosial dan nilai budaya yang ditemukan dalam cerita penamaan Desa Siulak, adalah: nilai kesetiaan, tolong menolong, tindakan mufakat, dan kerja sama. Cerita rakyat penamaan desa yang masuk ke dalam kategori legenda ada dua cerita berdasarkan ciri-ciri legenda yang ditemukan di dalamnya, yaitu (1) cerita penamaan Desa Seleman; dan (2) cerita penamaan Desa Semurup. Ciri-ciri legenda dari kedua cerita yang ditemukan, adalah: tokoh cerita yang dibayangkan sebagai orang terkemuka yang menjadi orang yang pernah hidup dan membuat tempat pemukiman bagi masyarakat di suatu tempat yang bisa dilihat secara geografis. Juga selama hidupnya didikasikan untuk memberikan manfaat hidup bagi orang banyak. Baik dengan ilmu dan tenaga yang ia punya, tanpa meminta balas jasa atas apa yang diperbuat untuk masyarakat banyak. Dari kedua cerita rakyat penamaan desa di Kerinci yang masuk dalam kategori legenda ini, ditemukan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Gambaran sosial dan nilai budaya yang ditemukan dalam cerita rakyat penamaan Desa Seleman, adalah: percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, suka menolong, dan nilai keikhlasan. Nilai sosial budaya dalam cerita penamaan Desa Semurup adalah: nilai keberanian, rajin bekerja, dan kasih sayang. cerita rakyat penamaan desa di Kerinci yang termasuk dalam kategori dongeng ada lima cerita, yaitu: (1) cerita penamaan Desa Temiai; (2) cerita penamaan Desa Pulau Sangkar; (3) cerita penamaan Desa Pengasi; (4) cerita penamaan Desa Terutung; dan (5) cerita penamaan Desa Lempur. Ciriciri yang ditemukan dalam kelima cerita rakyat Kerinci tentang penamaan desa itu menunjukkan kesamaan ciri-ciri cerita dongeng. Hal ini tampak pada tokoh cerita adalah seorang  manusia biasa. Kejadian peristiwa dalam cerita merupakan kejadian yang lazim terjadi dalam kehidupan manusia, yang terjadinya belum begitu lama. Walaupun ada keajaiban, itu karena perbuatan baik tokoh dalam cerita.  Nilai sosial budaya yang ditemukan dalam cerita rakyat penamaan Desa Temiai, adalah: mengajarkan tidak boleh dendam, mengajarkan tidak boleh memfitnah, dan nilai keyakinan. Nilai sosial budaya dalam cerita penamaan Desa Pulau Sangkar, adalah: tetap pendirian, dan tidak matrealistis. Nilai sosial budaya dalam cerita penamaan Desa Pengasi, adalah: memuliakan tamu, menjadi pemimpin yang baik, dan mengikat tali persaudaraan. Nilai sosial budaya yang ditemukan dalam cerita penamaan Desa Terutung, adalah: nilai kejujuran, perbuatan baik akan dibalas, dan nilai keberanian. Nilai budaya yang ditemukan dalam cerita rakyat penamaan Desa Lempur, adalah: tidak boleh durhaka, kesetiaan, dan pasrah menerima kenyataan.

                                                      Bab 3

Penutup

           

3.1 Simpulan

Ilmu alamiah dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk bumi, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang essensial saja Mitos (myth) adalah cerita rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain atau masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh penganut cerita tersebut. , legend yaitu cerita rakyat yang berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dengan mitos. Cerita rakyat merupakan milik bersama masyarakat, yang ceritanya sebagian besar tentang  hal yang sama.

3.2 Saran

       Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai budaya dari berbagai daerah dan juga tradisi maupun kebiasaan, sebaiknya kita tetap mengetahui dan tidak melupakan mitos, legenda, dan cerita rakyat yang bersifat turun temurun dari nenek moyang kita dan dapat mengambil pelajaran dari sana.
           














Daftar Pustaka


Maskoeri,J. (2001). Ilmu Alamiah Dasar
Arlynda,P., Maharani. & Djoko,s. Legenda Dam Bagong Desa Ngantru Trenggalek Jawa Timur: Telaah Kajian Folklor, 1-9.
La,O.G. Jurnal Cerita Rakyat, Nilai – nilai Pendidikan Dalam Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara, 1-18.
Mia,A. Mitos dan Budaya, 1-11.
Ika,C. Sukatman, Furoidatul,H. Mitos dalam Ritual Ruwatan Masyarakat Madura di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, 1-7.
Irzal,A. Syahrul R, Ermanto. Cerita Rakyat Penamaan Desa di Kerinci: Kategori dan Fungsi Sosial Teks, 1-11.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis SARA

Gangguan Kejiwaan pada Manusia ( Depresi, gangguan kecemasan, OCD)