Klasifikasi Ilmu
Tugas 1
Klasifikasi
Ilmu

Oleh
Regita
Dewi Duwana (15519396)
1PA09
Jurusan
Psikologi
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
Bab 1
Pendahuluan
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunkan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Maka dari itu ilmu dengan pendidikan
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kita sebagai manusia sangat
membutuhkan pendidikan sementara, pendidikan tidak bisa terlepas dari yang
namanya ilmu. Sebagai manusia kita akan senantiasa berkembang begitu pula
dengan ilmu, berkembang mengikuti zaman dan manusia.
Dalam makalah ini penyusun membahas masalah mengenai:
1) Apa definisi ilmu?
2) Bagaimana sejarah ilmu?
3) Apa saja klasifikasi dalam ilmu?
4) Bagaimana karateristik dan contoh ilmu?
Dalam pembuatan karya tulis ini, tentunya penulis memiliki
tujuan. Tujuan tersebut yaitu:
1) Untuk mengetahui definisi ilmu
2) Untuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu
3) Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dalam ilmu
4) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan contoh
ilmu
Bab 2
Pembahasan
2.1 Definisi Ilmu
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(depdikbud 1998) memiliki dua pengertian,yaitu:
Ilmu diartikan
sebagai suatu pengetahuann tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode – metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkann gejala
– gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu
pendidikan, ilmu ekonomi, dsb.
Ilmu diartikan
sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang persoalan duniawi, akhirat, lahir
batin, dsb.
Pengertian
ilmu menurut Muhammad Izzudin Taufiq dalam bukunya “Pemahaman dan sistem dalam
psikologi (Rekonstruksi Ilmu)” menyatakan bahwa:
Ilm adalah
suatu cabang dari beragam pengetahuan dan kajian. Ia adalah cabang yang
berkaitan dengan verifikasi ataupun pengujian hakikat, metode, dan konsep dasar
yang dikaji melalui eksperimen dan premis. (2006;2009)
Pengertian
ilmu menurut Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya “Ilmu Dalam Perspektif”
menyatakan bahwa:
Pada fase
empiris rasional ilmu adalah sekedar apa yang dicapai, ilmu tak dirasakan
sebagai suatu tantangan. Dalam fase empiris rasional, Aristoteles mengatakan
bahwa ilmu adalah kebijaksanaan yang mengajarkan bagaimana manusia harus
mengarahkan negara. (2001;233)
Pengertian
ilmu menurut Webster’s New Twentieth Century Dictionary of English Language
1996,hlm 1662.dinuklli dari Ushul Bath’sIIm W Manahijuhu, Dr.Ahmad Badry,
cetakan kedua (Kuwait: WakalllahPress, 1857), hlm.17.
Ilmu adalah
penelusuran data atau innformasi melalui pengamata, pengkajian, dan eksperimen,
dengan tujuan meneteapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal – usulnya.
2.2 Sejarah Ilmu
Pada abad ke-6 SM si Yunani lahirlah
filsafat. Timbulnya filsafat di tempat itu disebut suatu peristiwa ajaib (the
greek miracle). Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan – akan
mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani. Beberapa faktor tersebut
diantaranya: di bangsa Yunani dan bangsa – bangsa sekitarnya tedapat mitologi
yang kaya dan luas, kesusatraan Yunani berupa puisi karya Homeros yang sangat
digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga memiliki nilai
edukatif dan pengaruh ilmu pengetahuan yang pada wakt itu terdapat di Timur
Kuno.
Pada zaman pra
Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang
dilandasi pengalaman empiris. Disamping itu, kemempuan berhitung ditempuh
dengan cara one – to one correspondency atau mapping process. Contoh, cara
menghitung hewan yang akan masuk dan keluar kandang dengan menggunakan krikil.
Namun, pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta
sebagai suatu proses alam.
Zaman Yuani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena
pada zaman ini orang memilki kebebasan untukmengungkapkan ide – ide atau
pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat,
karena Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitoogi – mitologi. Bangsa
Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap
receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an
inquiri attitude (suatu sikap yang suka menyelidiki sesuatu secara kritis).
Sikap inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap
kritis inilah yang menjadikan Bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal
sepanjang masa.
Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapang
ilmu pengetahuan. Para ilmu pengetahuan pada masa ini hampir semua adalah para
teolog, sehingga aktivitas terkait dengan keagamaan. periode abad pertengahan
memiliki perbedaan yang mencolok dari abad sebelumya, yaitu terletak pada
dominasi agama. Timbulnya agama kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa a.s. pada
permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan agama. Agama
kristen menjadi problem kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah
yang menyampaikan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan
Yunani Kuno yang menyatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuann akal.
Mereka belum mengenal adanya wahyu.
Zaman Reinaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma – dogma
agama. Reinaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan
mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia ingin mencapai kemajuan
atau hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan
ilmu engetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman ini.
Zaman Modern ditandai dengan berbagai penemuan di bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman ini sudah dirintis dari zaman
reinaissance. Seperti Rene Descartes,
tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu
pasti.
Zaman kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknolpgi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami
kemajuan pesat, mulai dari penemuan komputer, internet, dan sebagainya. Bidang
ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu
yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer mengetahui sedikit hal, tapi secara
mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam speses dan sub-spesialisasi,
demikkian pula dengan ilmu yang lain. Selainn kecendrungan kearah spesialisasi,
kecendrungan lain ialah sintesis antara bidang ilmu yang satu dengan yang lain
,sehingga dihasilkannya caban ilmu baru seperti bioteknologi yang biasa dikenal
dengan teknologi kloning.
2.3 Klasifikasi Ilmu
Menurut
Aristoteles, illm diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya. Berdasarkan
tujuan, ilmu dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu:
-
Ilmu teorits
yang penyelidikannya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tenytang kenyataan
-
Ilmu – ilmu
praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskann perbuatan
berdasarkan pada imu pengetahuan.
Ciri ilmu:
Perlu
memperhatikan dua aspek yaitu, sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
-
Sistematik:
ilmu harus tersusun dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan beredifat
logis, mengikuti pola – pola tertentu.
-
Konsisten:
antara teori satu dengan yang lain tidak bertentangan
-
Eksplisit:
kebenaran yang dicapai adalah kebenaran universal, yang bersifat umum dan tidak
bersifat tertentu.
-
Ilmiah:
pembuktian dengan metode ilmiah.
Klasifikasi
ilmu:
Salah satu
klasifikasi ilmu adalah:
Ilmu pengetahuan:
Ilmu alam
(natural science) sains atau science berasal dari bahasa latin scentia yang
secara harifah berarti pengetahuan, mengacu pada rumpun ilmu dimana objek
adalah benda – benda alam dengan hukum – hukum yang pasti dan umum, berlaku
kapanpun dan dimanapun.
Ilmu eksakta
ialah ilmu yang bedasarkan ketepatan dan kecermatan di metode penelitian dan
analisis. Contohnya: ilmu administrasi, ilmu bahasa, ilmu anatomi, ilmu agama,
dan sebagainya.
Ilmu moral
terdiri dari ilmu sosial dan ilmu humaniora
Ilmu sosial
ialah ilmu yang mempelajari tentang makhluk sosial yang terdiri dari disiplin –
disiplin ilmu pengetahuan sosial meskipun memiliki perbedaan namu tetap
merupakan suatu kesatuan yang dipelajari pada tingkat perguruan tinggi.
Ilmu humaniora
menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang
kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan
trivium, yaitu logika, retroika, dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora
adalah ilmu – ilmu yang bersentuhan dangen nilai – nilai kemanusiaan yang
mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, agama, dan fenomenologi.
2.4 Karakteristik ilmu
Menurut Randall dan Buchker (1942)
mengemukakan beberapa ciri umum dari ilmu, diantaranya:
·
Hasil ilmu
bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat digunakan untuk peneelitian dan penemuan
hal – hal baru dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Namun
semuo orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain
Contohnya:
Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran
tidak hanya metode ceramah, tetapi ada metode lain seperti diskusi, kerja
kelompok, dan sebagainya.
·
Hasil ilmu
kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki
adalah manusia. Kesalahan yang mungkin terjadi bukan karena metode, melainkan
terletaj pada manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut.
Contohnya:
Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama,
misalnya pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, dan kooperatif
learning.
·
Ilmu bersifat
obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak
tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.
Contohnya:
Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali
penggunannya dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari masing –
masing model tersebut, kemudian disosialisasikan.
Menurut Harsoyo
(1977), mengemukakan ciri – ciri ilmu yaitu:
·
Bersifat
rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan mengguunakan akal (rasio)
yang bersifat objektif.
Contohnya:
Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat
menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalalm mengambil keputusan.
·
Bersifat
empiris, karena ilmu diperoleh dari sekitar melalui panca indera. Ilmu sifatnya
tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan
ilmu.
Contohnya:
Penggunan pembeajaran partisipatif didasarkan pada
pengamatan bahwa keaktifan dan kreativitas peserta didik dangat memuaskan,
karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai
aspek.
·
Bersifat umum,
hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
Contohnya:
Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal
dalam pembelajaran dapat digunakan pada tempat – tempat tertentu, sesuai dengan
potensi lokal yang dimilikinya.
·
Bersifat
akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
selanjutnya.
Contohnya:
Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran
kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya, misalnya model kontekstual
learning.
Bab 3
Penutup
3.1 Simpulan
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunkan untuk menerangkan gejala tertentu
di bidang (pengetahuan) itu. Ilmu sudah ada sejak abad ke-6 di bangsa Yunani,
sebagai filsafat dan terus berkembang mengikuti zaman. Ilmu memiliki bersifat
sistematik, konsisten, eksplisit, dan ilmiah dan di klasifikasikan menjadi ilmu
pengetahuan, ilmu eksakta, dan ilmu moral yang terbagi menjadi ilmu sosial dan
humaniora. Ilmu juga memiliki karakteristik seperti, akumulatif, empiris,
bersifat umum, rasional, dan bersifat tidak mutlak.
3.2 Saran
Sebagai pelajar maupun
mahasiswa, alangkah lebih baiknya kita mengetahui apa itu ilmu,
karateristiknya, dan apa saja percabangannya. Karena sebagai manusia yang akan
terus berkembang, maka kita tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya ilmu
maupun ilmu pengetahuan.
Komentar
Posting Komentar