Upacara Adat Tabuik
Tugas 3
UPACARA
ADAT
TABUIK

Oleh
Regita
Dewi Duwana (15519396)
1PA09
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
DAFTAR ISI
Bab 3 Penutup............................................................................................ 6
3.1 Simpulan............................................................................................ 6
3.2 Saran.................................................................................................. 6
Daftar Pustaka........................................................................................... 7
Bab 1
Pendahuluan
Ada
berbagai maacam kebudayaan di Indonesia, dari sabang sampai merauke mulai dari Bahasa,
tarian, upacara adat, upacara pernikahan, upacara kematian, dan masih banyak
lagi. Padang (Minangkabau) merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang
termasuk provinsi sumatera barat, mereka memiliki bahasa, tradisi, dan upacara
adatnya yang berbeda dengan yang lain. Maka dari itu penyusun akan membahas
mengenai salah satu upacara adat yang dilaksanakan pada setiap 10 muharam yang
bernama upacara adat tabuik.
Dalam
makalah ini penyusun membahas masalah mengenai:
1) Apa definisi upacara adat tabuik?
2) Bagaimana proses upacara adat tabuik?
3) Apa makna dari upacara adat tabuik?
Dalam pembuatan karya tulis ini, tentunya penulis memiliki
tujuan. Tujuan tersebut yaitu:
1) Untuk mengetahui definisi upacara adat tabuik
2) Untuk mengetahui bagaimana proses upacara adat
tabuik
3) Untuk mengetahui apa makna dari upacara adat tabuik
Bab
2
Pembahasan
2.1
Definisi Upacara Adat Tabuik

Tabuik merupakan salah satu perayaan lokal
yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat khususnya di Kota
Pariaman. Festival ini diselenggarakan untuk memperingati hari wafatnya Husein
Bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 10 Muharram (hari asyura).
Festival Tabuik berasal dari bahasa Arab, yaitu “Tabut” yang berarti peti kayu.
Nama ini terwujud berdasarkan legenda yang mengatakan bahwa pada saat Huzein
Bin Ali meninggal, terlihat seekor buraq (makhluk bersayap berkepala manusia)
yang membawa kotak peti kayu berisikan potongan jenazah Huzein yang
diterbangkan ke langit. Maka dari itu setiap tahunnya warga Pariaman selalu
membuat tiruan buraq yang sedang membawa Tabuik di punggung nya. Sedangkan
pengertian Tabuik di
Pariaman adalah sebuah keranda yang diibaratkan sebagai usungan mayat Husein
Bin Ali yang terbuat dari bambu, kayu rotan yang dihiasi bunga-bunga “salapan”.
Pada bagian bawah Tabuik terdapat seekor burung Buraq berkepala manusia dan
pada bagian atasnya terdapat satu tangkai bunga salapan yang disebut sebagai
puncak Tabuik.
Berdasarkan cerita yang
diterima masyarakat secara turun temurun, Festival Tabuik ini sudah ada sejak
tahun 1826-1828 tahun masehi. Pada masa itu, Tabuik masih kental dengan budaya
dari Timur karena dibawa oleh masyarakat India penganut Syiah. Tetapi kemudian
diadakan kesepakatan nagari untuk menyesuaikan perayaan Festival Tabuik dengan
adat Minangkabau, yang terus berkembang hingga sekarang.
Tabuik
sendiri memiliki 2 macam jenis, yakni Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang dimana
keduanya berbeda wilayah. Tabuik Pasa berada di sisi selatan sungai, sedangkan
Tabuik Subarang berada di sebrangnya yakni di sisi Utara. Tabuik awalnya hanya
memiliki satu jenis yaitu Tabuik Pasa. Tetapi karena adanya permintaan dari
sejumlah golongan masyarakat, maka dibuatlah Tabuik baru yang berada di
seberang sungai pada tahun 1915. Prosesi awal dari perayaan Tabuik tetap
dimulai pada 1 Muharram yang bertepatan pada Tahun Baru Islam, dan puncak
acaranya diadakan pada 10 Muharram dimana semakin tahun semakin berubah-ubah
waktu perayaannya.
2.2
Proses Upacara Adat Tabuik
Perayaan tabuik dirayakan
di Pantai Gondoriah, dan memiliki 8 rangkaian proses antara lain:
Beberapa
hari sebelum prosesi tabuik dimulai terlebih dahulu masing-masing rumah tabuik
mendirikan sebuah tempat yang dilingkari dengan bahan alami (pimpiang) empat
persegi dan didalam nya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang
dinamakan dengan ”daraga”. Fungsi dari daraga adalah sebagai pusat dan tempat
alat ritual,merupakan tempat pelaksanaan maatam.
Tabuik terbagi atas dua
bagian utama, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas sendiri merupakan puncak
dari tabuik yang dihiasi dengan payung besar dengan
bunga-bunga salapan. Di bagian atas juga diletakkan hiasan yang menutupi bagian
peti yang ditegakkan di atas tabuik. Keseluruhan bagian ini menggambarkan peti
Husein, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas terbunuh di Karbala. Bagian bawah
terdiri dari bagian yang berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor dan
berkepala manusia berabut panjang. Kuda dibuat dari rotan dan bambu yang
dilapisi kain beludru halus warna merah dan hitam. Pada keempat kakinya
terdapat gambar kalajengking yang menghadap
ke atas. Bagian ini melambangkan simbol Buraq, kendaraan yang memiliki
kemampuan terbang secepat kilat. Buraq sendiri diceritakan digunakan oleh
Rasulullah untuk melaksanakan Isra’ dan Mi’raj
1.
Mengambil
tanah (tanggal 1 muharram)
Aktivitas pengambilan tanah dilakukan pada petang hari tanggal 1 muharam ,dilakukan dengansuatu arak-arakan yang dimeriahkan dengan gendang tasa. Mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok tabuik yaitu kelompok “tabuik pasar” dan “tabuik Subarang”, masing-masing kelompok mengambil tanah pada tempat (anak sungai) yang berbeda dan berlawanan arah . tabuik pasar di desa pauh, sedangkan tabuik subarang di alai-gelombang yang berjarak ±600 meter dari daraga(rumah tabuik). Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian jubah putih melambangkan kejujuran hosen. Tanah tersebut diusung ke “daraga” sebagai symbol kuburan hosen.
Aktivitas pengambilan tanah dilakukan pada petang hari tanggal 1 muharam ,dilakukan dengansuatu arak-arakan yang dimeriahkan dengan gendang tasa. Mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok tabuik yaitu kelompok “tabuik pasar” dan “tabuik Subarang”, masing-masing kelompok mengambil tanah pada tempat (anak sungai) yang berbeda dan berlawanan arah . tabuik pasar di desa pauh, sedangkan tabuik subarang di alai-gelombang yang berjarak ±600 meter dari daraga(rumah tabuik). Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian jubah putih melambangkan kejujuran hosen. Tanah tersebut diusung ke “daraga” sebagai symbol kuburan hosen.
2.
Menebang
batang pisang (tanggal 5 muharram)
Menebang batang pisang adalah cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang menuntut balas atas kematian hosen.oleh seorang pria dengan berpakaian silat. Batang pisang ditebang putus sekali pancung.
Menebang batang pisang adalah cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang menuntut balas atas kematian hosen.oleh seorang pria dengan berpakaian silat. Batang pisang ditebang putus sekali pancung.
3.
Peristiwa
maatam (tanggal 7 muharam)
Prosesi maatam dilaksanakan setelah shalat dzuhur oleh orang(keluarga) penghuni rumah tabuik. Secara beriringan mereka berjalan mengelilingi daraga sambil membawa peralatan ritual tabuik (jari-jari,sorban,pedang hosen dll) sambil menangis meratap-ratap. Hal ini sebagai pertanda kesedihan yang dalam atas kematian hosen, sedangkan daraga adalah hakekat dari kuburan hosen.
Prosesi maatam dilaksanakan setelah shalat dzuhur oleh orang(keluarga) penghuni rumah tabuik. Secara beriringan mereka berjalan mengelilingi daraga sambil membawa peralatan ritual tabuik (jari-jari,sorban,pedang hosen dll) sambil menangis meratap-ratap. Hal ini sebagai pertanda kesedihan yang dalam atas kematian hosen, sedangkan daraga adalah hakekat dari kuburan hosen.
4.
Maarak
jari-jari (tanggal 7 muharam)
Maarak panja merupaka kegiatan membawa tiruan jari-jari tangan hosein yang tercincang, untuk diinformasikan kepada khalayak ramai bukti kekejaman raja zalim. Peristiwa tersebut dimeriahkan dengan “hoyak tabuik lenong” yaitu sebuah tabuik berukuran kecil yang diletakkan diatas kepala seorang laki-laki sambil diiringi bunyi gandang tasa.
Maarak panja merupaka kegiatan membawa tiruan jari-jari tangan hosein yang tercincang, untuk diinformasikan kepada khalayak ramai bukti kekejaman raja zalim. Peristiwa tersebut dimeriahkan dengan “hoyak tabuik lenong” yaitu sebuah tabuik berukuran kecil yang diletakkan diatas kepala seorang laki-laki sambil diiringi bunyi gandang tasa.

5.
Maarak
saroban (petang tanggal 8 muharam)
Peristiwa maarak saroban bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat akan halnya penutup kepala (sorban) hosen yang terbunuh dalam perang karbala. Hampir serupa dengan peristiwa maarak panja, bahwa kagiatan ini juga diiringi dengan membawa miniature tabuik lenong serta didiringi gemuruh bunyi gendang tasa sambil sorak sorai.
Peristiwa maarak saroban bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat akan halnya penutup kepala (sorban) hosen yang terbunuh dalam perang karbala. Hampir serupa dengan peristiwa maarak panja, bahwa kagiatan ini juga diiringi dengan membawa miniature tabuik lenong serta didiringi gemuruh bunyi gendang tasa sambil sorak sorai.
6.
Tabuik
naik pangkat (dini hari tanggal 10 muharam)
Pada dini hari menjelang fajar, dua bagian tabuik yang telah siap dibagun, di pondok pembuatan tabuik mulai disatukan menjadi tabuik utuh. Peristiwa ini dinamakan dengan tabuik naik pangkat, selajutnya seiring matahari terbit, tabuik diusung ke arena (jalan) dan ditampilkan dan hoyak sepanjang hari tanggal 10 muharam.
Pada dini hari menjelang fajar, dua bagian tabuik yang telah siap dibagun, di pondok pembuatan tabuik mulai disatukan menjadi tabuik utuh. Peristiwa ini dinamakan dengan tabuik naik pangkat, selajutnya seiring matahari terbit, tabuik diusung ke arena (jalan) dan ditampilkan dan hoyak sepanjang hari tanggal 10 muharam.
7.
Pesta
hoyak tabuik (tanggal 10 muharam)
Sepanjang hari tanggal 10 muharam mulai pada pukul 09.00 wib dua tabuik pasar dan tabuik subarang disuguhkan ketengah pengunjung pesta hoyak tabuik sebagai hakekat peristiwa perang karbala dalam islam. Acara hyak tabuik akan berlangsung hingga sore hari secara lambat laun tabuik diusung menuju pinggir pantai seiring turunnya matahari.
Sepanjang hari tanggal 10 muharam mulai pada pukul 09.00 wib dua tabuik pasar dan tabuik subarang disuguhkan ketengah pengunjung pesta hoyak tabuik sebagai hakekat peristiwa perang karbala dalam islam. Acara hyak tabuik akan berlangsung hingga sore hari secara lambat laun tabuik diusung menuju pinggir pantai seiring turunnya matahari.
8.
Tabuik
dibuang ke laut(tanggal 10 muharam petang)
Tepat pukul 18.00 wib senja hari akhirnya masing – masing tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok anak nagari pasa dan subarang di tengah kerumunan para pengunjung yang hanyut oleh rasa haru. Maka selesailah prosesi pesta budaya tabuik. Seperti halnya upacara lainnya, tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman. Nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap rentetan alur pelaksanaan maupun simbol upacara tersebut menjadi hal yang penting bagi masyarakat setempat. upacara Tabuik adalah adalah salah satu tradisi sosial keagamaan masyarakat minangkabau, khususnya di wilayah Padang Pariaman.
Tepat pukul 18.00 wib senja hari akhirnya masing – masing tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok anak nagari pasa dan subarang di tengah kerumunan para pengunjung yang hanyut oleh rasa haru. Maka selesailah prosesi pesta budaya tabuik. Seperti halnya upacara lainnya, tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman. Nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap rentetan alur pelaksanaan maupun simbol upacara tersebut menjadi hal yang penting bagi masyarakat setempat. upacara Tabuik adalah adalah salah satu tradisi sosial keagamaan masyarakat minangkabau, khususnya di wilayah Padang Pariaman.
2.3
Makna Upcara Adat Tabuik
Upacara tabuik mewakili cerminan dari
sikap dan pola hidup masyarakat pariaman, bahkan tabuik menjadi subuah tradisi
bagi bagi masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan warga pariaman.
Upacara tabuik ini merupakan suatu simbol bentuk dari rasa duka mendalam dan
rasa hormat umat islam di pariaman terhadap cucu dari nabi Muhammad saw yang
tewas secara tidak wajar pada peperangan di kota karabala. Terdapat prosesi
tabuik naik pangkek, yaitu menyambungkan kedua tabuik dari nigari pasa dan
subarang, Prosesi ini melambangkan persatuan. Dan sekaarang tabuik sudah
menjadi sebagai agenda pariwaisata, teteap berkembang mengikuti zaman namun
tetap sesuai dengan ideologinya dan juga masih tetap dipertahankan sebagai
tradisi budaya masyarakat pariaman.
Bab 3
Penutup
3.1 Simpulan
Upacara adat
tabuik merupakan tradisi turun temurun masyarakat Minangkabau, sumatera barat
yang dilaksanakan pada setiap 10 muharam (hari asyura) tepatnya di kota
pariaman.yang diselenggarakan untuk memperingati hari wafatnya husein bin ali,
cucu dari nabi Muhammad saw. Upacara adat tabuik memiliki 8 prosesi yaitu,
mengambil tanah, menebang batang pisang, peristiwa maatam, maarak jari – jari,
maarak saroban, tabuik naik pangkat, pesta hoyak tabuik, dan tabuik dibuang ke
laut.
3.2 Saran
Kita sebagai
masyarakat Indonesia alangkah lebih baiknya mengetahui berbagai macam budaya
yang ada, terlebih lagi upacara adat tabuik merupakan tradisi dari Minangkabau
dan diselenggarakan di Padang pariaman yang merupakan kota besar di Indonesia.
Dan terlebih lagi untuk masyarakat minang sendiri untuk senantiasa melestarikan
budayanya dan mempertahankan nilai – nilai kebudayaannya.
Daftar Pustaka
http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/download/63/59
Komentar
Posting Komentar